Bambu kuning Bambusa vulgaris mempunyai keistimewaan lain dibanding jenis bambu pada umumnya, buluhnya kuning dengan rumpun yg sedikit jumlahnya. Karena warnanya yang kuning, bambu ini juga dikenal sebagai bambu gading. Penampilannya yang sangat menarik hingga banyak digunakan sebagai penghias taman.
Dengan buluh yang tumbuh lurus atau condong, bambu kuning yang sudah tua bisa mencapai 15 sampai 20 meter tingginya dengan garis tengah buluh sekitar 10 cm. Kalau tidak dirawat, dengan tinggi sedemikian; bambu kuning jadi kelihatan kurang menarik.
Manfaat lain bambu kuning adalah rebungnya yang enak dimakan. Rebung ini rasanya manis dan bisa disayur. Sayang sekali rasa rebung yang enak ini, jumlah rebungnya tidak sebanyak bambu biasa. Sebabnya, rebung bambu kuning tidak rajin keluar atau kurang produktif. Makanya rumpun bambu kuning tidak bisa rimbun seperti bambu biasa. Karena itu, para petani kurang tertarik menanam bambu kuning sebab dianggap tidak menguntungkan. Itu sebabnya rebung bambu kuning jarang terlihat di pasaran.
Kandungan dan Khasiatnya
Oleh nenek moyang kita, rebung bambu kuning biasa digunakan sebagai obat penyakit kuning / jaundice (Hepatitis A). Penggunaannya secara tradisional diwariskan turun temurun. Seperti diketahui penyakit kuning berhubungan dengan ketidakberesan fungsi hati, sehingga sering disebut sebagai “penyakit lever” atau “penyakit liver”.
Rebung bambu kuning mengandung para hidroksi bemsaldehid, yaitu suatu fenol yang mirip dengan sebagian gugusan silimarin dan kurkumin. Kedua gugusan ini berkhasiat sebagai anti racun hati. Senyawa silimarin telah lama dipasarkan sebagai obat herbal untuk liver atau obat lever atau sakit hati dengan merek dagang Legalon.
Menurut sebuah penelitian di Jerman, sari rebung bambu bisa memperbaiki kerusakan sel hati binatang percobaan, yang sebelumnya sengaja dirusak dengan racun hati. Pemakaian rebung secara tradisional, dilakukan seperti minum jamu ‘godokan’ (jamu rebus). Resep yang biasa digunakan, satu bagian (bisa satu gelas) irisan rebung bambu kuning yang sudah dikeringkan dicampur dengan 10 bagian air. Campuran direbus sampai mendidih. Seperempat jam setelah mendidih, pemanas dimatikan. Dalam keadaan masih panas, rebusan disaring dan didinginkan. Setelah dingin bisa lagsung diminum. Setiap minum, takarannya adalah sepertiga gelas; bisa diminum hingga tiga kali sehari. Karena rasanya agak asam, bisa ditambahkan gula. Kalau air rebusan sudah habis, ampas rebung bisa digunakan lagi (direbus lagi) sampai tiga kali.
Sumber : http://herbalunggul.com/artikel/rebung-bambu-kuning-atasi-penyakit-liver/